Yunani, Gunung Es Resesi Ekonomi Eropa dan Dunia |
Dimitris Christoulas, pria berusia 77 tahun tewas dengan cara menembak kepalanya di lapangan Syntagma, karena masalah finansial. Lapangan Syntagma berada di depan gedung Parlemen Yunani. Dia bunuh diri dengan bersembunyi di balik pohon besar, oleh karenanya dalam lapangan yang ramai dan banyak komuter tersebut, kira-kira jam 9 pagi waktu setempat, pandangan mata banyak orang jadi terhalang. Demikian dikabarkan oleh media-media Yunani, namun polisi belum mengkonfirmasinya.
Saksi mata yang berpapasan dengan Dimitris Christoulas melaporkan bahwa dia berkata :
“So I won’t leave debts for my children”
"Saya tidak ingin membebani anak-anak saya dengan utang," ccap Christoulas sebelum menarik pelatuk pistolnya.
Aksi bunuh diri Dimitris Christoulas mengundang simpati banyak orang, termasuk penulis blog ini. Kakek ini diketahui adalah seorang pensiunan ahli farmasi yang memiliki apotik di Athena yang dijualnya pada tahun 1994, menurut Costas Lourantos, kepala Asosiasi Ahli Farmasi Attica - Attica Pharmacist’s Association - kepada radio Skai.
Pesan terakhir Dimitirs Christoulas |
BBC mengabarkan, ditemukan secarik kertas yang ditulis Christoulas di kantung celananya sebelum tewas. Tulisan tersebut berbunyi:
"The Tsolakoglou government has annihilated all traces for my survival, which was based on a very dignified pension that I alone paid for 35 years with no help from the state. And since my advanced age does not allow me a way of dynamically reacting (although if a fellow Greek were to grab a Kalashnikov, I would be right behind him), I see no other solution than this dignified end to my life, so I don’t find myself fishing through garbage cans for my sustenance. I believe that young people with no future, will one day take up arms and hang the traitors of this country at Syntagma Square, just like the Italians did to Mussolini in 1945" (Source: The Athens News)
"Pemerintah Tsolakoglou telah memusnahkan seluruh harapan saya untuk bertahan hidup, uang pensiun yang saya kumpulkan selama 35 tahun tanpa bantuan negara. Dan karena usia saya tak memungkinkan saya bereaksi dinamis (meskipun harus mengangkat senjata Kalashnikov, saya akan mengikuti di belakanyanya), Saya tak melihat cara lain selain kematian terhormat ini, sehingga saya tak perlu mengorek sampah hanya untuk menyambung hidup. Saya percaya anak muda yang saat tak memiliki harapan masa depan, suatu hari akan mengangkat senjata dan menggantung pengkhianat negara ini di lapangan Syntagma, seperti yang dilakukan orang Itali pada Mussolini di tahun 1945 " demikian pesan bunuh diri Dimitri Christoulas.
Georgius Tsolakoglou adalah pimpinan kolaborasi negara Yunani - Jerman, saat Yunani di kuasai Jerman pada masa Perang Dunia Kedua, dan rejim Georgius Tsolakoglou adalah penyebab krisis ekonomi negara pada waktu itu.
Dalam tulisannya tersebut dia memprediksi pemerintah Yunani nanti akan sama dengan Benito Mussolini jika mereka meneruskan merampok kekayaan masa depan anak muda. Tubuh diktator Italia tersebut digantung di Milan di depan banyak orang selama beberapa hari setelah di eksekusi di bulan April 1945.
“Young people without a future will one day take up arms and hang the traitors upside down in Syntagma Square, as the Italians did to Mussolini in 1945,” the message reportedly reads.
'Syntagma' memiliki arti 'konstitusi' dalam bahasa Yunani. Lapangan Syntagma tempat kakek ini bunuh diri letaknya berada di depan Gedung Parlemen Yunani.
Demonstrasi Syntagma Afternoon, setelah aksi bunuh diri Dimitris Christoulas
Karuan saja, tragedi bunuh diri ini mengundang banyak simpati dari masyarakat Yunani dengan membuat gerakan yang disebut "Syntagma Afternoon". Lebih dari 2000 orang mendaftar dalam even yang diumumkan melalui Facebook : "Semua di Syntagma. Mari jangan membiasakan kematian"
Sore harinya, ratusan demonstran datang dan berkumpul di lapangan depan Gedung Parlemen dan Makam Prajurit tak dikenal, meneriakan bahwa hal ini bukanlah bunuh diri, namun pembunuhan yang dilakukan oleh negara dan darah sudah mengalir, harus balas dendam:
"This was not a suicide, it was a state-perpetrated murder".
"Blood flows and seeks revenge.”
Bentrokan pun pecah antara demonstran dan polisi yang menggunakan semprotan merica kepada anak-anak muda yang melempar botol air kearahnya.
Reaksi Pemerintah Yunani
Sepanjang hari orang-orang membawa bunga ke bawah pohon tempat Dimitri Christoulas mengakhiri hidupnya. Banyak pesan yang ditempelkan di pohon tersebut dianyaranya adalah "Dibunuh kebijakan ketat", "Cukup sudah", "Bukan bunuh diri; ini pembunuhan", atau "Siapa lagi selanjutnya?".
"Austerity kills,"
"Enough is enough,"
"Not a suicide; a murder”
“Who’s gonna be next?”
Perdana Menteri Yunani Lucas Papademos dalam pernyataan resminya menyebut kematian Dimitris sebagai sebuah tragedi.
"It is tragic for one of our fellow citizens to end his life. In these difficult hours for our society we must all – the state and the citizens – support the people among us who are desperate.
"Dalam saat-saat sulit ini kita semua, negara dan rakyat harus membantu warga yang tengah putus asa," ungkap Papademos.
Sedangkan juru bicara pemerintah Yunani, Pantelis Kapsis juga menyebut aksi bunuh diri Dimitris adalah sebuah tragedi. "Tetapi situasi pastinya tidak diketahui," ujarnya.
Pimpinan Partai Pasok yang berhaluan sosialis, Evangelos Venizelos yang merupakan mayoritas dalam koalisi pemerintah menyerukan rekan-rekannya mengurangi pernyataan politis dan lebih menunjukkan solidaritas dan kebersamaan.
Sedangkan pimpinan Partai Demokrasi Baru Antonis Samaras mengatakan para politisi harus berbuat lebih banyak untuk melepaskan Yunani dari keputusasaan.
Pada hari Selasa sebelumnya, seorang Albania berumur 38 tahun bunuh diri di pulau Crete (Kreta). Dia menjadi penganguran selama beberapa waktu. Kesulitan finansial yang dialaminya membuatnya melompat dari lantai dua rumahnya, menurut laporan media lokal.
Sektor swasta sudah tidak menjanjikan lagi sejak beberapa bulan terakhir banyak pelaku bisnis yang bunuh diri. Dan pemerintah Yunani gagal mengusahakan negara ini keluar dari krisis ekonomi selama tiga tahun meskipun pemerintah terpaksa melakukan penghematan anggaran besar-besaran agar memenuhi syarat mendapatkan bantuan finansial dari Uni Eropa. Tak lain, tujuannya adalah menyelamatkan negeri itu dari kebangkrutan.
Ribuan pegawai pemerintah kehilangan pekerjaan, pajak dinaikkan dan terjadi pemangkasan gaji dan uang pensiun. Kondisi ini membuat angka bunuh diri meningkat 18% pada 2010 dibanding tahun sebelumnya. Dan di Athena saja, angka bunuh diri melonjak hingga 25% tahun lalu.
Peristiwa kematian karena pengetatan uang negara terjadi di seluruh Eropa
Yunani bukan satu-satunya negara yang rakyatnya melakukan bunuh diri karena pemerintahnya melakukan kebijakan uang ketat untuk menjaga finansial negaranya.
Di Italia, seorang nenek 78 tahun melompat dari lantai 3 apartemennya di hari Selasa setelah pensiun bulanannya di potong dari 800 menjadi 600 euro. Sejak pemotongan 25 persen, para pensiunan dari Sisilia dilaporkan telah berusaha untuk memenuhi kebutuhannya.
Di hari Senin, seorang pengrajin pigura gantung diri di kota Roma. Pesan terakhirnya mengatakan 'Masalah ekonomi yang luar biasa' ("overwhelming economic problems"). Sebelumnya, dua orang di Italia utara membakar dirinya dalam dua peristiwa, dalam permasalahan yang sama, keduanya berhasil di selamatkan.
Italia, seperti halnya Yunani, sedang berjuang melawan resesi dan dibebani jumlah pengangguran karena kebijakan uang ketat. Hal ini termasuk pemotongan gaji, naiknya pajak dan perubahan uang pensiun. Roma juga sedang mengeluarkan dekrit tenaga kerja yang tidak populer, yang memberikan kemudahan bagi perusahaan untuk memberhentikan karyawannya.
Yunani, Gunung Es Resesi Ekonomi Eropa dan Dunia
Ditulis oleh: Horizon Inspirasi pada 6 April 2012
Rating:
Ditulis oleh: Horizon Inspirasi pada 6 April 2012
Rating:
0 komentar :
Post a Comment