Bibit Perpecahan di dalam Amkei |
Said Kei atau Said Tetlageni, kakak Daud Kei, diperiksa sebagai saksi kasus pembunuhan mantan bos Sanex Steel Indonesia Tan Harry Tantono alias Ayung, 45 tahun. Usai diperiksa, Said mengaku kenal dengan Ayung sebagai "bos" "Saya kenal (Ayung). Dia bos saya," kata Said di Polda Metro Jaya, Sabtu 25 Februari 2012.
Diperiksa selama empat jam dalam kasus pembunuhan bosnya, Said menjelaskan posisi bosnya selama di Swiss Bel Hotel, Sawah Besar, Jakarta Pusat pada 26 Januari 2012. Dalam kasus ini, nama John Kei terseret karena disebut pernah berselisih dengan kelompok Daud Kei. John Kei ditetapkan sebagai tersangka bersama lima orang lainnya oleh pihak kepolisian.
Menurut Said, pembunuhan terhadap Bos Sanex karena John Kei merasa sakit hati. Ini karena Ayung lebih memilih Said ketimbang John Kei untuk menjadi bodyguardnya. "Iya betul. Itulah kan sudah diberitakan sebelumnya," kata Said
Dihubungi terpisah, Daud Kei menceritakan bahwa Said berkenalan dengan Ayung di Lembaga Pemasyarakatan (LP) Salemba. Saat itu, Ayung dan Said sama-sama ditahan untuk sebuah kasus.
Pertemuan itu pun berlanjut dengan pertemanan. "Dia akhirnya menjadi karyawan di perusahaan Ayung," kata Daud.
Mengenai motif pembunuhan terhadap Ayung, Daud tidak berani menghubung-hubungkan kedekatan kakaknya dengan peristiwa pembunuhan tersebut. "Wallahualam lah tanya saja ke John Kei," katanya.
Seperti diketahui, Ayung ditemukan tewas dengan 32 luka tusuk di kamar 2701 Swiss-belhotel, Sawah Besar, Jakarta Pusat, pada 26 Januari 2012 lalu.
Pada saat itu polisi menerima laporan dari tiga pelaku yang menyerahkan diri beberapa jama setelah kejadian. Kemudian polisi kembali membekuk dua orang pelaku lainnya. Berdasar keterangan dari lima tersangka yang ditangkap, polisi baru bisa membidik bahwa John Kei berada dibalik pembunuhan tersebut.
John Kei akhirnya ditangkap di C’One Hotel, Pulomas, Jakarta Timur, Jumat 17 Februari 2012. Karena dianggap akan melarikan diri, akhirnya polisi pun menghadiahi kaki kanannya dengan timah panas.
Via Tempo
0 komentar :
Post a Comment