[Ilustrasi] Ledakan Besar di Semarang disinyalir Bom Pipa |
3 orng terluka RT @Yahoo_ID: Ada yang mendengar suara ledakan di Semarang dan bersedia berbagi info?
— M Chafidz Prasetyo (@FidzPrasetyo) Maret 15, 2012
Ledakan benda yang diduga bom, menurut warga terdengar sampai sekitar 500 meter dari lokasi kejadian, Kartono (56), warga Saptamarga 3, RT 9, Ngesrep, Banyumanik, mengaku mendengar bunyi ledakan di rumahnya yang berjarak sekitar 400 meter.
"Saat itu saya akan menjemput anak di sekolah. awalnya biasa saja, karena mengira ban meletus," ujar pria yang mengaku tidak melakukan apa-apa, setelah mendengar bunyi ledakan tersebut kepada Tribun Jogja, di Semarang, Kamis (15/3).
Kartono mengaku, baru mengetahui suara letusan yang didengarnya bom setelah orang-orang memberitahu kepadanya. Senada, Profit Mardi Khuda (23), yang berada sekitar 300 meter dari lokasi kejadian juga mendengar bunyi letusan dari benda yang diduga bom tersebut.
"Tidak hanya dari 300 meter, dari Sekolah Bina Bangsa yang jaraknya kira-kira 500 meter dari lokasi pun mendengar suara ledakan yang sama," beber Profit.
Warga Saptamarga, menurut Profit sudah biasa mendengar suara letusan yang biasanya ban meletus atau kecelakaan di jalan tol. "Bedanya, saat kejadian tidak ada warga yang berlari ke arah jalan tol ruas Jatingaleh dan saya tahu dari orang-orang yang memberitahu itu bom," jelas pria yang mengaku masih mencium bau belerang, sekitar 30 menit usai ledakan.
Bom Pipa Semarang Meledak Tepat Setahun Bom Buku Jakarta de.tk/tJLOM
— detikcom (@detikcom) Maret 15, 2012
Bom Pipa Semarang Meledak Tepat Setahun Bom Buku Jakarta
Bom pipa di Semarang, Jawa Tengah, mengagetkan warga Kota Atlas itu. Peristiwa yang melukai 3 orang ini terjadi tepat setahun bom buku yang menghebohkan Jakarta pada 2011 lalu. Keduanya sama-sama terjadi pada 15 Maret.
Bom pipa di Semarang meledak di bom meledak di Kelurahan Jangli pada Kamis (15/3/2012) pukul 10.30 WIB. 3 Pekerja bangunan dari pembangunan gedung milik Pondok Pesantren Yayasan Baitusyakur luka-luka dan dibawa ke RS dr Kariadi.
Belum diketahui siapa perakitnya, apakah terkait kelompok teroris atau bukan. Polri juga belum tahu motif pelaku menaruh bom. "Kita belum tahu motifnya apa," jelas Kabag Penum Mabes Polri, Kombes Pol Boy Rafli Amar, saat dikonfirmasi detikcom.
Sedangkan setahun lalu di tanggal yang sama, 15 Maret, bom buku mengejutkan Jakarta. Bom buku pertama muncul ditujukan kepada tokoh Jaringan Islam Liberal, Ulil Abshar Abdalla di Utankayu.
Bom buku tersebut melukai seorang perwira polisi, dua anggota polisi, dan karyawan KBR68H. Kasat Reskrim Jakarta Timur kala itu, Komisaris Dody Rachmawan, bahkan harus merelakan pergelangan tangannya putus.
Di hari yang sama, kantor Badan Narkotika Nasional (BNN) di Cawang, Jakarta Timur, juga mendapat paket bom buku. Paket bom buku itu ditujukan kepada Komjen Gorries Mere, Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) BNN. Untunglah bom berhasil dijinakkan.
Dua paket bom buku itu dikirim oleh pelaku yang sama. Berdasar alamat pengirim yang tercantum di paket, dua bom itu sama-sama dikirim atas nama Sulaiman Ashar yang beralamat di Bogor, Jawa Barat.
Bom buku juga dilaporkan diterima oleh Ketua Pemuda Pancasila, Yapto Suryosumarno. Polda Metro Jaya pun segera mengirimkan tim penjinak bom dan gegana.
Penyanyi Ahmad Dhani juga mendapatkan paket bom buku pada 15 Maret tahun lalu. Namun karena Dhani tidak di tempat, baru dilaporkan ke polisi pada 17 Maret. Bom berdaya ledak rendah itu lantas diledakkan oleh tim Gegana.
Pepi Fernando ditengarai sebagai otak di balik bom buku dan bom di Puspitek Tangerang, Banten. Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Barat menyatakan Pepi Fernando secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana terorisme dan memvonisnya dengan pidana 18 tahun penjara. Putusan tersebut lebih ringan daripada tuntutan jaksa yang menuntut Pepi hukuman penjara seumur hidup.
Sementara itu mantan kamerawan Global TV yang membantu tindakan Pepi, Imam Firdaus, divonis hakim PN Jakbar dengan hukuman penjara 3 tahun 4 bulan. Vonis tersebut lebih rendah dari tuntutan jaksa yang menuntut Imam 5 tahun penjara.
Bom pipa Semarang dan bom buku Jakarta sama-sama terjadi pada 15 Maret. Apakah ada unsur kesengajaan si pelaku atau hanya kebetulan belaka? Kita tunggu penyelidikan polisi.
Kronologi Ledakan Bom Pipa di Semarang
Bom pipa meledak di proyek pembangunan gedung Pondok Pesantren Yayasan Baitusyakur Semarang siang tadi. Tiga orang pekerja bangunan terluka. Bagaimana kronologinya?
Berdasarkan informasi yang dihimpun detikcom di lokasi, Jalan Tamtama Barat 9 RT 8/9, Kelurahan Jangli, Semarang, Kamis (15/3/2012), insiden itu berlangsung cukup cepat. Ironisnya, para korban baru bisa dievakuasi selama satu jam kemudian karena warga setempat mengira dentuman keras di lokasi tersebut bukan bom, melainkan suara ban pecah.
Kronologi Ledakan Bom Pipa di Semarang: Bom pipa meledak di proyek pembangunan gedung Pondok Pesantren Yayasan B... bit.ly/zWCVka
— Detik.com (@tweetdetik) Maret 15, 2012
Berikut kronologi lengkap Bom Pipa Semarang:
Pukul 10.00 WIB
Seorang warga bernama Imam Sukayat menemukan sebuah pipa sepanjang 30 cm di parit saat hendak membuang sampah. Di dalam pipa tersebut ada kabel yang keluar dari kedua ujungnya. Karena curiga, Imam kemudian menyerahkan benda tersebut kepada tiga pekerja bangunan yang ada di lokasi, Dwi, Ngatmin, dan Santo.
Pukul 10.30 WIB
Ketiga pekerja bangunan tersebut penasaran dengan kabel yang terjulai di dalam pipa. Mereka pun akhirnya menyambungkan kabel-kabel tersebut. Blarr! Tiba-tiba pipa itu meledak.
Pukul 11.30 WIB
Berdasarkan keterangan Imam, ketiga korban bom pipa itu baru dievakuasi satu jam kemudian setelah ditemukan terkapar oleh mandor mereka. Warga sempat tidak sadar dengan kejadian itu karena ledakan bom dikira dentuman ban pecah.
Sang mandor menemukan ketiga pekerja bangunan dalam kondisi luka. Selain itu, ada baterai dan jempol korban yang berceceran di lantai.
Pukul 12.00 WIB
Petugas kepolisian tiba di lokasi kejadian. Mereka langsung melakukan olah TKP. Sementara korban langsung dilarikan ke RS Karyadi Semarang.
Sebuah benda yang diduga kuat bom rakitan meledak di Jalan Tamtama Barat 9 RT 8 RW 9 kelurahan Jangli semarang. Karena kejadian ini 3 orang terluka.
Ketiga korban tersebut adalah Dwi, Ngatmin, dan Santo yang merupakan pekerja bangunan dari pembangunan gedung milik Pondok Pesantren Yayasan Baitusyakur. Korban langsung dilarikan ke RS Elisabeth Semarang.
"Korbannya kayaknya sempat terpental, soalnya enggak di tempat benda itu meledak. Sebelum warga datang tempat ini banyak darah dan ditemukan potongan daging berserakan," ungkap warga sekitar, Rovit, Kamis (15/3/2012).
Sementara itu Kapolda Jateng Irjen Pol Didiek Sutomo Triwidodo mengatakan bahwa saat ini pihaknya sedang melakukan pemeriksaan terhadap tersangka I yang diduga meletakkan bom rakitan tersebut di parit.
Di lokasi kejadian ditemukan batrai dan beberapa potongan daging. Saat ini tim gegana sedang melakukan olah TKP.
Kejadian berawal saat warga bernama Imam Sukayat menemukan sebuah pipa di parit berisi kabel yang keluar dari kedua ujungnya. Setelah itu dia memberikan kepada ketiga pekerja bangunan tersebut karena Imam mengira pipa tersebut adalah bagian dari bangunan.
"Saya nemu pipa paralon spanjang 30 sentimeter di parit, terus saya kasihkan mereka, terus katanya kabelnya diutak atik sama mereka dan meledak," kata Imam.
Dwi, Korban Bom Pipa Semarang Kritis bit.ly/wg6OQt
— Berita Update (@BeritaUpdate) Maret 15, 2012
Saksi: 3 Pekerja Bangunan Utak-atik Kabel Bom Pipa Sebelum Meledak
Tiga pekerja bangunan korban bom pipa di Semarang, Jawa Tengah, rupanya tidak tahu kalau pipa yang ditemukan adalah bom. Mereka sempat mengutak-atik kabel hingga akhirnya bom pipa itu meledak.
3 Pekerja bangunan malah menyambung-nyambung kabel yang ada di pipa itu. Entah bagaimana pada pukul 10.30 WIB di Jl Tamtama Barat 9, Jangli, Semarang bom meledak. Sebuah dentuman keras mengagetkan warga. Warga mengira suara tersebut adalah ban truk yang berada di proyek perumahan di dekat lokasi. Namun setelah berjarak sekitar satu jam beberapa pekerja proyek perumahan melihat tiga orang tergeletak bersimbah darah di lokasi ledakan.
"Saya nemu pipa paralon spanjang 30 centimeter di parit, terus saya kasihkan mereka, terus katanya kabelnya diutak-atik sama mereka dan meledak," kata Imam Sukayat, orang yang menemukan bom pipa tersebut.
Hal itu dia sampaikan saat ditemui di lokasi, Jl Tamtama Barat 9 RT 8 RW 9 kelurahan Jangli Semarang, Kamis (15/3/2012).
Menurut Imam, awalnya dia hendak membuang sampah di parit dekat proyek tersebut. Lalu dia menemukan pipa sepanjang 30 cm yang mengeluarkan kabel. Setelah itu, dia memberikan pipa itu kepada ketiga pekerja bangunan tersebut.
Selain Imam, saksi lain di lokasi mengatakan bahwa ketiga pekerja bangunan itu diduga terpental cukup jauh. Sebab lokasi mereka terkapar jauh dari ledakan bom.
Polisi melakukan pemeriksaan terhadap Imam terkait ledakan bom pipa di Semarang. Diduga kuat I yang menaruh bom pipa itu di Jl Tamtama Barat 9, Jangli, Semarang.
"Sedang dalam pemeriksaan seseorang berinisial I(mam) yang diduga menaruh benda itu. Siapa dan dari mana masih kita selidiki," jelas Kapolda Jateng Irjen Pol Didiek Sutomo Triwidodo di lokasi, Kamis (15/3/2012).
Kejadian ledakan bom pipa ini berawal saat seorang warga bernama Imam Sukayat menemukan sebuah pipa di parit berisi kabel yang keluar dari kedua ujungnya. Setelah itu dia memberikan kepada ketiga pekerja bangunan tersebut karena Imam mengira pipa tersebut adalah bagian dari bangunan.
"Korbannya kayaknya sempat terpental, soalnya enggak di tempat benda itu meledak. Sebelum warga datang tempat ini banyak darah dan ditemukan potongan daging berserakan," ungkap Rovit, warga di lokasi.
Ketiga korban Dwi, Ngatmin, dan Santo kini dilarikan ke RS dr Karyadi Semarang. Mereka mengalami luka-luka di bagian tangan.
Dwi, Korban Bom Pipa Semarang Kritis de.tk/796GY
— detikcom (@detikcom) Maret 15, 2012
Dwi, Korban Bom Pipa Semarang Kritis
Kondisi Dwi, korban ledakan bom pipa di Semarang menggenaskan. Ia kini kritis dan dirawat di RS dr Karyadi, Semarang.
"Kondisi Dwi sekarang kritis dengan luka di kepala, wajah dan tangan. Saya belum melihat langsung, tetapi menurut informasi rumah sakit, dia terluka. Itu saja," kata Kabid Humas Polda Jawa Tengah, Kombes Pol Djihartono, saat dihubungi wartawan, Kamis (15/3/2012).
Menurut dia, kondisi rekan Dwi masih diidentifikasi. Demikian pula dengan luka-lukanya. Para korban dirawat di RS dr Karyadi, Semarang.
Dikatakan dia, ledakan bom terjadi di gedung milik Pondok Pesantren Yayasan Baitusyakur, kawasan Jangli, Semarang, sekitar pukul 11.00 WIB.
"Menurut keterangan saksi, ada saksi melihat 1 paralon di got, dekat pembuangan sampah. Kebetulan, dia tinggal di situ. Dia melihat kok ada kabelnya. Kemudian, diserahkan ke orang yang bernama Dwi, buruh bangunan masjid yang dekat dengan TKP," papar Jihartono.
"Lalu, Dwi mengambil paralon dan diutak atik bersama 1 temannya, kemudian meledak," lanjut dia.
Pelaku Pembuang Pipa berinisial I sudah ditangkap Polisi
"Pelaku yang kami tangkap berinisial I dan saat ini masih menjalani pemeriksaan intensif guna mengetahui motifnya," katanya usai meninjau lokasi ledakan di Jalan Saptamarga III RT 08 RW 09, Kelurahan Ngesrep, Kecamatan Banyumanik, Semarang,di Semarang, Kamis (15/3).
Berdasarkan hasil penyelidikan sementara dan melihat bekas ledakan serta luka para korban, katanya, benda berbentuk pipa paralon yang diduga bom rakitan itu mempunyai daya ledak rendah atau "low explosive".
"Ini saya mau melihat pemeriksaan pelaku," ujarnya didampingi Kepala Polrestabes Semarang Kombes Elan Subilan.
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari warga setempat, pada Rabu (14/3) malam ada seorang pria mengendarai mobil berada di lokasi ledakan yang merupakan jalan buntu dan membuang sesuatu ke arah rumput dekat tempat pembuangan sampah.
Menurut warga, pria yang membuang sesuatu tersebut bukan merupakan warga setempat sehingga tidak ada yang kenal.
Tribunnews.com Via Suara Bom Terdengar Sampai 500 Meter | Detik Via Bom Pipa Semarang Meledak Tepat Setahun Bom Buku Jakarta | Kronologi Ledakan Bom Pipa di Semarang | Saksi: 3 Pekerja Bangunan Utak-atik Kabel Bom Pipa Sebelum Meledak | Dwi, Korban Bom Pipa Semarang Kritis
0 komentar :
Post a Comment