Teroris menggunakan games perang online seperti “Call of Duty” untuk menentukan dan mendiskusikan serangan di kemudian hari, begitu diselidiki oleh The Sun. |
Para ekstremis Islam tahu kalau polisi memonitor telepon dan email, lalu beralih ke Playstation yang populer dan game-game Xbox untuk menjamin kerahasiaan rencana mereka.
Game online memungkinkan para pemain untuk bermain dalam kelompok dan saling melawan juga mengobrol secara pribadi.
Segera setelah masuk ke “lobby” menggunakan kata sandi, pembuat rencana kemudian menggunakan headset Bluetooth untuk berbicara dengan aman pada pengguna lain pada situs yang sama.
Sebuah sumber mengatakan, “Sebuah realitas yang mengerikan. Orang-orang ini tidak buang-buang waktu untuk menemukan sebuah metode yang aman untuk mengobrol.
Mereka masuk ke dalam game kelompok melalui internet dan mendiskusikan sasaran teror. Orang-orang keamanan mengetahui hal ini.”
Ekstremis memilih game konflik termasuk Medal of Honor dan Halo, karena game-game ini bisa menyamarkan diskusi mereka sebagai obrolan yang tidak berbahaya.
Di dalam game-game tersebut, para pemain bekerja melalui sebuah simulasi yang kompleks di dalam skenario perang, sambil menjalankan misi dan bertarung melawan musuh.
Berita tumbuhnya ancaman ini mulai datang lima tahun setelah CIA pertama kalinya memperingatkan akan ancaman ini.
Gaya yang berbeda dari permainan dan misi – dari menanam bom untuk bertarung satu lawan satu tersedia dan para pemain bahkan bisa bergabung dalam “klan” – kelompok yang secara teratur bermain bersama.
Juga terdapat bukti game-game ini digunakan untuk alat-alat pelatihan untuk pemberontakan.
Sumber TERRORISTS are using online war games like Call of Duty to plot attacks, The Sun can reveal. via Terrorists 'use online games' to plot attacks
0 komentar :
Post a Comment