Warga Kelurahan Tavanjuka dan Kelurahan Nunu seringkali terlibat bentrok hanya karena dipicu masalah lama
Seperti yang telah diutarakan oleh Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Saud Usman Nasution beberapa waktu lalu bahwa kasus perkelahian kelompok pemuda di Palu Barat Sulawesi Tengah tepatnya di Kelurahan Tavanjuka Kecamatan Palu Selatan, dan Kelurahan Nunu Kecamatan Palu Barat merupakan sebuah kasus lama yang sudah terjadi sejak tahun 1996.
Bahkan menurut Sumarno sebenarnya kedua belah pihak merupakan saudara, tapi entah kenapa sejak tahun 1996 itu mereka sering kali bentrok. "Bentrokan memang sering terjadi, sebetulnya mereka itu bersaudara, satu family, bahkan daerahnya pun berdekatan hanya dibatasi oleh sungai itupun ada jembatan," ujar Sumarno saat dihubungi oleh Republika, Kamis (05/04).
Sumarno menjelaskan jika pemicu bentrokan biasanya dimulai dari perbincangan kasus lama, yang tiba-tiba memunculkan kembali emosi dari para warga. "Pemicu mesti dari kasus lama, bapaknya dulu dibacok atau rumah-rumahnya di rusak, dan sekarang yang muda-muda mikirnya dulu keluargaku dibacok, jadi harus membalas," tutur Sumarno sambil mencontohkan perbincangan para pemuda di kedua desa yang ingin balas dendam.
Apapun juga bisa memancing emosi dari kedua belah pihak, bahkan Sumarno menuturkan hanya dipicu oleh suara gas motor yang gede dan teriak-teriakan kata-kata kasar saja kedua belah pihak akan terpancing dan bentrok kembali. Dia pun berharap agar warga yang bertikai tersebut menahan diri dan tidak mudah terprovokasi.
Sumarno menuturkan sudahlah cukup mengungkit-ungkit kasus lama yang dapat membawa suatu konflik baru, supaya kehidupan di kedua desa aman dan tentram. Jadi Tidak perlulah lagi balas membalas, hindari rasa balas dendam, kata Sumarno.
Bentrok Palu, Pemicu Masalah Lama dan Sepele republika.co.id/r/m1zx8s
— Republika Online (@republikaonline) April 5, 2012
Satu Tewas dan 6 Rumah terbakar pada Konflik Nunu - Tavajunka 5 April 2012
Sedikitnya enam buah rumah di Kelurahan Bayaoge, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu, Sulawesi Tengah, dibakar massa dalam bentrokan antara warga Kelurahan Nunu dan Kelurahan Tavanjuka, Kamis (5/4) sore.
Peristiwa tersebut terjadi saat sejumlah warga Tavanjuka melancarkan serangan balasan atas bentrokan yang terjadi pada Rabu (4/4). Rumah yang dibakar berada di Jalan Meranti. Dari pantauan mediaindonesia.com di tempat kejadian perkara (TKP), keenam rumah rata dengan tanah hanya dalam waktu sekitar 20 menit.
Salah satu pemilik rumah, Ali Rahmann, selain kehilangan rumah, seluruh harta benda dan uang tunai Rp7,3 juta miliknya musnah. Ia bersama istri dan dua anaknya yang masih kecil berhasil menyelamatkan diri.
Kiki, pemilik rumah lainnya terlihat histeris melihat tempat tinggalnya ludes. Petugas pemadam kebakaran yang tiba di TKP langsung menyiram api, meskipun rumah sudah rata dengan tanah.
Rulfan Dg Sitaba (50) seorang warga yang tewas akibat bentrok antarwarga dua kelurahan di Kota Palu, Sulawesi Tengah pada Rabu (4/4) ternyata adalah mantan pembalap nasional.
"Almarhum sebelum menikah dengan seorang gadis Palu berprofesi sebagai seorang pembalap nasional asal Sulawesi Selatan," kata Baim, salah seorang keluarga korban di rumah duka di Jln Jati, Kelurahan Tavanjuka, Palu Selatan, Kamis (5/4).
Korban tewas akibat kehilangan banyak darah yang keluar dari luka tembak di bagian perut. Korban Rulfan sebenarnya tidak berniat ikut tawuran. "Dia hanya ingin mengamankan barang-barang berharga di rumah mertuanya yang terbakar," ujar Natsir yang juga kemenakan korban.
Korban saat dibawa ke RSU Undata Palu pukul 08.00 WITA masih dalam kondisi hidup, meski mengerang kesakitan. Natsir mengatakan, lambannya penanganan dokter menyebabkan nyawa korban tidak tertolong dan akhirnya meninggal dunia pada pukul 12.00 WITA.
"Pihak rumah sakit bilang dokter sedang melakukan tindakan di ruang operasi, sehingga tidak bisa segera menangani korban dan korban pun meninggal dunia," katanya.
Betrokan antarwarga yang menggunakan berbagai senjata tajam, ketapel, panah, tombak dan senjata api rakitan itu menewaskan satu orang, namun sejumlah orang dilaporkan mengalami luka tembak senapan api.
Roeflan, 49, korban tewas dalam bentrok warga kelurahan Tavanjuka, Palu Selatan dengan warga Kelurahan Nunu, Kecamatan Palu Barat, Kamis (5/4) dimakamkan di komplek pemakaman Tavanjuka.
Ratusan warga, kerabat dan teman-teman almarhum mengantar ke pemakaman. Suasana haru dan sedih sangat terasa saat proses pemakaman berlangsung.
Istri almarhum, Nuraini terlihat cukup tegar melepas kepergian sang suami tercinta. Sejumlah warga juga terlihat terharu saat mengantar jenazah sampai ke pemakaman.
Roeflan meninggal di Rumah Sakit Undata, Rabu (4/4) sore. Korban terkena tembakan senjata rakitan di bagian perut saat mempertahankan rumah mertuanya dari serangan warga Kelurahan Nunu, Rabu pagi
Warga Dua Kelurahan di Palu Kembali Bentrok, 6 Rumah Dibakar: Pasca pemakaman korban bentrok antarwarga Keluraha... st6pd.tk
— Berita Detik (@BeritaDetik) April 5, 2012
Pasca Pemakaman korban, Warga Bentrok Lagi
Pasca pemakaman korban bentrok antarwarga Kelurahan Nunu, Palu Barat dengan Kelurahan Tavanjuka, Palu Selatan, Kota Palu, Sulawesi Tengah, situasi kembali mencekam. Kamis (5/4/2012), sekitar pukul 16.00 Wita, 6 rumah warga kembali dibakar.
Saat ini, ratusan personel Kepolisian dari berbagai satuan dan bantuan personel TNI Angkatan Darat terus berusaha membubarkan konsentrasi warga agar tidak terjadi lagi bentrokan.
Walikota Palu H Rusdi Mastura juga terlihat di tempat kejadian dan meminta warga untuk segera menghentikan pertikaian. Saat ini, situasi kembali berhasil dikendalikan. Apalagi waktu Magrib sudah tiba.
Hingga kini belum diketahui pemicu insiden tersebut. Belum ada keterangan resmi dari pihak berwajib.
Sebelumnya, Rabu (4/4/2012), sekitar pukul 02.30 Wita, warga Kelurahan Nunu, Palu Barat, dan Kelurahan Tavanjuka, Palu Selatan, Sulawesi Tengah, perang batu dan saling panah di perbatasan wilayah. Kedua kelurahan ini bersebelahan.
Tak diketahui siapa yang memulai, tapi berdasarkan informasi yang dihimpun detikcom, diduga bentrokan ini dipicu ulah sejumlah orang bertopeng yang membakar rumah salah satu warga Kelurahan Tavanjuka. Warga dua kelurahan saling tuding dan bentrokan pun pecah.
Bentrok Warga Bikin Geram Wali Kota Palu bit.ly/HYE1B3
— Media Indonesia (@MIdotcom) April 5, 2012
Suka Bentrok, Walikota Palu Geram
Wali Kota Palu, Sulawesi Tengah, Rusdy Mastura berang dengan bentrokan antarwarga Kelurahan Tavanjuka Kecamatan Palu Selatan dengan warga Kelurahan Nunu Kecamatan Palu Barat, yang tiada akhirnya.
"Saya sangat kecewa terhadap adik-adik saya di dua kelurahan yang tidak lagi menghargai saya," kata Rusdy kepada wartawan di Pos Pengamanan Nunu-Tavanjuka, Kamis (5/4).
Padahal selama ini, kata Rusdy, mereka sering datang kepadanya untuk meminta saran dan sebagainya dalam menyelesaikan konflik. Rusdy menambahkan sudah berbagai cara dan strategi dipakai untuk menyelesaikan konflik, termasuk pertemuan Malino, Maret lalu.
Meski berang karena warga dua kelurahan tersebut kerap terlibat bentrok, Rusdy tetap berharap kepada warga yang bertikai agar bisa mengakhiri konflik ini.
Sumber:
Bentrok Palu, Pemicu Masalah Lama dan Sepele | Enam Rumah Dibakar dalam Bentrokan di Palu | Warga Dua Kelurahan di Palu Kembali Bentrok, 6 Rumah Dibakar
0 komentar :
Post a Comment