Mengapa Facebook membeli Instagram seharga 9.1 Trilyun rupiah? Sebuah harga yang sangat fantastis dibadingkan dengan berdirinya instagram yang baru sekitar 2 tahun. Sehingga harga instagram perharinya bisa jadi satu milyard rupiah lebih. Dahsyat bukan?
Instagram dibeli Facebook seharga 1.8 US Dollar setiap harinya. Kadang kalau dipikir bisa terpana, dengan jumlah pengguna facebook yang hampir semilyar orang namun membeli startup yang digunakan oleh sekitar 30 juta orang. Ada apa dibalik ini? Apakah persaingan dengan Twitter atau Google? mungkin saja. Namun dua perusahaan tersebut isinya adalah orang-orang yang sangat kreatif dalam memainkan fotografi dan gambar, terutama di HTML5.
Apakah takut Instagram akan dibeli Microsoft atau Yahoo!, sepertinya tidak, Microsoft masih fokus di operating system dan sementara Yahoo! sedang sekarat seperti Blackberry yang mungkin tidak sampai lima tahun lagi sudah masuk Hall of Fame nya internet.
Kemungkinan jawabannya ada di platform HTML5 dan FBML, kreatifitas dan pengguna gadget mobile. Kreatifitas Facebook dalam hal aplikasi foto jelas kalah bersaing dengan Google yang memiliki Google+ dengan beragam kecanggihan yang pengguna di Indonesia kadang terengah-engah menggunakan karena koneksi internet yang selalu saja dijahati oleh kata-kata marketing provider internet.
Kegalauan Facebook sangat beralasan sekali. Namun mengapa tidak membuat semacam search engine sekalian seperti Google agar head to head nya semakin ramai. Uang yang banyak di perusahaan itu akan sangat rugi jika hanya untuk membeli dan membeli banyak start up, jangan sampai seperti Yahoo yang kadang salah hitung dan kejam kemudian membunuh layanannya.
Akan menjadi bumerang ketika nama baik Facebook akan tercemar sebagaimana ketika anggapan masyarakat bahwa perusahaan tersebut menjual data para penggunanya. Sungguh sayang. Dan di masa-masa ini sepertinya kita melihat dan menyaksikan peperangan maya yang melibatkan start up yang berdiri, bertarung kemudian satu demi satu tumbang. Tonggak baru bisnis jejaring sosial yang akan merugikan banyak pihak terutama pengguna yang tergantung pada software dan kepepet harus membeli. Semoga saja mereka yang bertumbangan bukanlah yang bisa membuat gadget-gadget yang tentu layanannya melibatkan banyak vendor.
0 komentar :
Post a Comment