Wakil Ketua Amkei, Daud Kei tentang John Kei |
Hubungan Daud dengan John Kei adalah sama-sama satu organisasi yakni Angkatan Muda Kei (AMKEI). Di kepengurusan, John menjadi ketua. Sedangkan Daud wakil ketuanya.
Daud T Rettop alias Daud Kei menganggap apa yang dilakukan John Refra alias John Kei bukanlah adat istiadat orang pulau Kei, Maluku, pada umumnya.
Saat ditemui di kawasan Karet Tengsin, Jakarta Pusat, Sabtu (25/2/2012), wakil ketua "Angkatan Muda Kei," itu mengutuk tindakan John yang diduga polisi terlibat pembunuhan bos PT Sanex Steel, Tan Harry Tantono, alias Ayung.
"Orang Kei punya adat, dan bukan seperti itu," katanya.
Ia juga berharap kasus tersebut dapat membuka mata warga Kei dan warga Maluku pada umumnya untuk tidak membangun reputasi orang-orang Kei seperti itu.
"Kita tidak membangun (reputasi) Kei seperti itu, orang Kei punya tata krama, kita besarkan nama Kei tidak seperti ini," tambahnya.
Ia mengimbau kepada semua warga Kei agar menyerahkan seiap permasalahan kepada hukum yang berlaku dan tidak main hakim sendiri.
"Saya juga selalu menyerahkan kepada pihak berwajib, saya pingin Indonesia ini keluar dari cara-cara tidak bagus," ujarnya.
"Kami semua elemen masyaraka bagian timur, mau bersatu, bahu membahu dalam kehidupan, salah paham dalam pekerjaan diselesaikan dengan cara baik," tandasnya.
"Saya sebagai pihak keluarga menilai perbuatan itu tercela, perbuatan itu bukan perikemanusiaan. Saya mengutuk semua orang yang melakukan kekerasan di republik ini. Bagaimana perasaan anda kalau ada manusia yang lehernya digorok? Yang bisa mencabut nyawa bukan manusia, tapi Allah SWT,"ujar Daud saat jumpa pers di kawasan Bendungan Hilir, Jakarta Pusat, Sabtu(25/2/2012).
Menurut Daud, John Kei pernah mengatakan kepada dirinya bahwa Ayung adalah sahabatnya. Tetapi Daud tak mengerti kenapa John sampai tega membunuhnya.
"Sahabat dekat kenapa bisa digorok begitu,"jelasnya.
John Refra Kei alias John Kei menjadi ketua Angkatan Muda Kei sejak organisasi itu berdiri, tahun 2006. Organisasi itu dibentuk sebagai wadah pemuda asal Pulau Kei, Maluku yang tinggal di Jakarta.
"Selain itu semua program dibatalkan John Kei, padahal kita sudah rapat-rapat, sampai ribut," kata Daud Kei.
Setiap kali organisasi itu menggelar rapat, untuk membicarakan kepengurusan maupun program organisasi, menurut Daud, selalu dibatalkan sang ketua.
"Selalu dia bilang hak preorogatif ketua, itu kan ada aturannya, bukan semua hak prerogatif ketua," tutur Daud dengan logat Malukunya.
"Semua rapat formatur, kepengurusan, program, gagal semua, gagal," terangnya.
Daud yang mengaku kenal dengan John sejak 1994 itu mengatakan akibat hal tersebut, organisasinya itu mati, karena tidak kunjung menjalankan program.
"Ketuanya saja seperti itu, apa lagi anak buahnya," tambahnya.
Sumber : Tribunnews
0 komentar :
Post a Comment