Monday, May 7, 2012

Irshad Manji, Peluncuran Buku oleh Komunitas Salihara di serang FPI dan FBR


Tentang Irshad Manji


Irshad Manji (bahasa Arab: إرشاد مانجي ‘Irshād Mānjī, Gujarat: ઇરશાદ માનજી Irshād Mānji; lahir 1968) adalah seorang penulis Kanada, wartawan dan advokat dari interpretasi "reformasi dan progresif" Islam. Manji adalah direktur Proyek Keberanian Moral di Sekolah Robert F. Wagner Pascasarjana Pelayanan Publik di Universitas New York, yang bertujuan untuk mengajarkan para pemimpin muda untuk "menantang kebenaran politik, kesesuaian intelektual dan sensor diri."[1] Dia juga pendiri dan presiden Proyek Ijtihad, sebuah organisasi amal mempromosikan "tradisi berpikir kritis, perdebatan dan perbedaan pendapat" dalam Islam, di antara jaringan "dari reformis Muslim dan sekutu non-Muslim."[2]

Manji adalah terkenal sebagai kritikus aliran tradisional Islam dan telah dijelaskan oleh The New York Times sebagai mimpi terburuk "Osama bin Laden".[3]


Buku Manji yang paling terakhir, Allah, Liberty and Love dirilis pada bulan Juni 2011 di AS, Kanada dan negara lainnya. Pada website Manji itu, buku ini dijelaskan: "Allah, Liberty and Love menunjukkan kita semua bagaimana mendamaikan iman dan kebebasan dalam dunia yang mendidih dengan dogma represif. Kunci ajaran Manji adalah "Keberanian moral, "kemauan untuk berbicara ketika orang lain ingin membungkam mulutmu. buku ini merupakan panduan utama untuk menjadi warga dunia yang berani."[4]


Buku Manji sebelumnya, The Trouble with Islam Today (awalnya diterbitkan sebagai Trouble with Islam), telah diterbitkan di lebih dari 30 bahasa, termasuk Bahasa Arab, Persia, Urdu, Melayu dan Indonesia.[5] Dia terganggu oleh bagaimana Islam dipraktikkan saat ini dan oleh pengaruh Arab di Islam yang mengambil individualitas perempuan dan memperkenalkan konsep kehormatan perempuan.[6] Manji telah menghasilkan dokumenter PBS, "Faith Without Fear", mencatat upaya untuk "mendamaikan imannya kepada Allah dengan cintanya pada kebebasan".[7]


Diskusi Komunitas Salihara, dibubarkan Polisi


Diskusi peluncuran buku di Komunitas Salihara, Pasar Minggu, Jakarta Selatan dibubarkan paksa oleh polisi, Jumat 4 Mei 2012.

Menurut pihak kepolisian, selain tidak memiliki izin, pembubaran dilakukan untuk menghindari aksi kekerasan oleh ratusan massa dari berbagai organisasi masyarakat.

Komunitas Salihara, Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia, ELSAM, LBH Jakarta, KontraS, Jaringan Islam Liberal, AJI Jakarta, Suara Perempuan Indonesia, Perkumpulan Ekitas Indonesia, Perempuan Mahardika menyampaikan keprihatinannya.

Mereka menyesali pembubaran paksa yang dilakukan pihak kepolisian, hanya karena ada segelintir orang yang tidak menghendaki diskusi berlangsung.

"Kami mengutuk tindakan polisi, dalam hal ini Kapolsek Pasar Minggu, Kompol Andri Desas Puryanto yang membubarkan paksa acara diskusi," dalam keterangan bersama organisasi tersebut, Sabtu 5 Mei 2012.

Cara polisi membubarkan dinilai bermasalah dan cenderung menebar ancaman. Polisi tidak menangkap massa yang masuk dan mencoba mengganggu diskusi, justru tindakan yang diambil polisi adalah mengakomodir tuntutan massa dan meneruskan aspirasinya untuk membubarkan diskusi.

"Menyesalkan cara polisi membubarkan diskusi yang mengancam tidak akan memberi perlindungan keamanan jika diskusi masih berlangsung."

Alasan polisi yang menyatakan bahwa diskusi tersebut ilegal, dinilai telah melanggar hak asasi manusia untuk memperoleh informasi, berkumpul dan berpendapat yang dijamin oleh Undang-Undang Dasar 1945.

Acara yang dibubarkan polisi itu adalah kuliah umum dan peluncuran buku "Iman, Cinta dan Kebebasan" oleh tokoh feminis asal Kanada, Irshad Manji.

Penulis buku, Irshad Manji, langsung dievakuasi oleh kepolisian untuk menghindari amuk massa. Peserta diskusi, di antaranya pendiri Tempo Goenawan Mohamad dan Ketua Pengembangan Strategi dan Kebijakan DPP Partai Demokrat sekaligus petinggi Jaringan Islam Liberal, Ulil Abshar Abdala, juga turut dievakuasi.

Manji adalah tokoh feminis Islam asal Kanada yang disebut oleh koran The New York Times sebagai "mimpi terburuk Osama bin Laden." Wanita 44 tahun kelahiran Uganda ini menuai kontroversi lantaran pemikirannya soal interpretasi baru Islam yang dia sebut "Islam Reformasi."

Wanita ini mengatakan dalam sebuah wawancara bahwa Alquran memiliki banyak interpretasi yang mendorong umatnya untuk berpikir kritis, dan tidak asal terima. Manji mendukung penghormatan pada wanita, toleransi terhadap kaum homoseksual dan pernikahan beda agama

Karena adanya Irshad Manji maka Peluncuran buku Iman, Cinta dan Kebebasan di serang FPI dan FBR


Kapolres Metro Jakarta Selatan, Komisaris Besar Imam Sugianto menjelaskan acara kuliah umum sekaligus diskusi dan peluncuran buku "Iman, Cinta dan Kebebasan" oleh tokoh feminis asal Kanada, Irshad Manji terpaksa dibubarkan dengan alasan keamanan.

"Jadi pada saat acara dimulai, FBR, FPI Jakarta Selatan datang ketempat itu, sekitar 100 orang dan niat untuk memberhentikan dan menyerang," ujar Imam saat dihubungi VIVAnews, Sabtu 5 Mei 2012.

Alasan penyerangan FBR dan FPI tersebut, lanjut Imam dikarenakan mereka mengetahui ada Irshad Manji. Mereka tidak suka terhadap Irshad Manji yang pernah menyatakan perkawinan antar jenis diperbolehkan.

Melihat adanya kedatangan FBR dan FPI, dirinya besarta anggota Polres Jakarta Selatan langsung menemui pihak Salihara untuk memberhentikan acara tersebut. Dikatakan Imam, dirinya tidak mau ada keributan kericuhan ditempat tersebut.

"Akhirnya polisi mengawal Irshad Manji ke hotel supaya tidak terjadi apa-apa. Pasalnya dia kan warga negara asing yang juga harus dilindungi keselamatan dan keamanannya," jelas Imam.

Menurut Imam awalnya pihak Salihara tidak setuju adanya pembubaran acara itu. Melihat massa yang sudah berniat menyerang dari luar maka dirinya sempat berdebat dengan pihak Salihara. Imam berpendapat polisi yang mengetahui keamanan ditempat tersebut, jadi cara satu-satunya ya membawa Irshad Manji keluar dari tempat itu dan membawanya ke hotel.

"Tidak ada cara apapun untuk mengamankan, ya kita bubarkan dan kita amankan," jelas Imam.

Seperti diketahui, diskusi peluncuran buku di Komunitas Salihara, Jl. Salihara, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, dibubarkan polisi tadi malam. Pembubaran itu dikecam banyak kalangan. Mereka menyebutkan bahwa mestinya polisi membubarkan kelompok yang datang ke tempat itu.

Apa Isi Buku Irshad Manji, 'Iman, Cinta dan Kebebasan'


Direktur Utama ReneBook, Anis Maftuhin, menyatakan buku Irshad Manji Allah, Liberty & Love menceritakan tentang keresahan muslimah di seluruh dunia. Karena itu Anis menyayangkan pembubaran diskusi Allah Liberty & Love di Gedung Salihara, Jumat, 4 Mei 2012.

Menurut Anis, Irshad menulis buku itu setelah menerima surat elektronik dari muslimah di seluruh dunia. "Jadi buku itu catatan ringan soal kebebasan perempuan," ujar Anis, Sabtu, 5 Mei 2012.

ReneBook sendiri merupakan penerbit buku karya Irshad yang berjudul Allah, Liberty & Love' yang disadur ke bahasa Indonesia. Acara diskusi buku itu di Salihara, Jumat, 4 Mei 2012, merupakan kerja sama ReneBook dengan Komunitas Salihara.

Anis mengatakan Allah, Liberty, & Love merupakan buku yang bertujuan memberikan semangat bagi kaum perempuan untuk berkarya. Buku itu disebut Anis juga untuk memberikan semangat kepada kaum perempuan agar tidak takut memperjuangkan haknya.

"Irshad menulis setelah para penanya bertanya lewat email setelah membaca bukunya yang bejudul 'Beriman Tanpa Rasa Takut'," ujar Anis.

Gedung Salihara digeruduk sejumlah organisasi massa pada Jumat, 4 Mei 2012, pukul 19.00. Hal itu terjadi beberapa saat setelah acara diskusi buku karya Irshad Manji berjudul Allah, Liberty & Love dimulai. Massa di luar gedung itu berteriak dan meminta acara diskusi tersebut dibubarkan.




Kronologi pembubaran diskusi buku Irshad Manji


Berikut ini kronologi pembubaran paksa yang dilakukan pihak kepolisian berdasarkan siaran pers Komunitas Salihara:

Pukul 18.00 WIB

Sekuriti Salihara mendapat SMS dari Intel Polsek Pasar Minggu yang meneruskan SMS permintaan penghentian paksa diskusi dengan Irshad Manji. Bunyi SMS-nya: “Mohon dihentikan santapan rohani dari Irshad Manji, tokoh lesbian dari Kanada, karena akan diserang oleh umat Islam.”

Panitia menawarkan mengundang perwakilan FPI untuk menyampaikan aspirasi dan berdialog dengan Irshad Manji secara langsung. Salah seorang anggota FPI mengatakan bahwa akan datang massa dari daerah lain. Sambil menunjukkan SMS dari telepon genggamnya yang menginformasikan akan datang massa dari daerah lain.

Emily Rees, seorang teman Irshad, diminta untuk digeledah tasnya oleh Kapolsek dan meneruskan kepada stafnya. Petugas memeriksa paspor Emily dan melihat beberapa foto yang diambil Emily.

Pukul 18.30 WIB

Kapolsek Pasar Minggu Komisaris Polisi Adry Desas Puryanto, SH, dengan jaket cokelat, tidak memakai seragam, datang ke Salihara bersama rombongan. Rombongan itu ditemui M. Guntur Romli, Hening (panitia), dan sekuriti Salihara. Tidak beberapa lama, datang pula Panglima FPI Jakarta Selatan, Heri. Kemudian datang salah seorang RT Salihara, Khaeruddin. Mereka minta acara digagalkan. Mereka menuntut Irshad Manji tidak bicara.

Pada mulanya mereka menganggap bahwa acara ini diselenggarakan oleh para waria. Ketika disampaikan bahwa acara tersebut adalah bedah buku, mereka lalu mengubah tuntutan bahwa tidak boleh menyelenggarakan acara untuk orang asing. Mereka juga menuntut surat izin. Polisi meminta acara ditunda sampai surat-surat izin selesai.

Pukul 19.26 WIB

Moderator membuka acara. Sambutan disampaikan Goenawan Mohamad. Lalu Irshad Manji memulai paparan materi diskusi.

Pukul 19.55 WIB

Kapolsek menginterupsi diskusi. Panitia mengajak peserta untuk tenang dan kembali berdiskusi

Pukul 19.57 WIB

Kapolsek menginterupsi dan memaksa untuk memberi pernyataan di hadapan peserta diskusi. Acara kemudian dihentikan dan memberikan kesempatan kepada Kapolsek untuk bicara.

“Assalamualaikum, saya ini Kapolsek Pasar Minggu, jadi malam ini, saya ingin menyampaikan informasi sehubungan dengan kegiatan hari ini. Pertama, saya dapat SMS dari warga setempat atas kegiatan ini bahwa warga setempat keberatan dengan acara ini, RT dan RW juga hadir.

Kedua, keberatan atas acara ini, ormas-ormas ini juga (peserta diskusi memprotes keterangan polisi) ada FBR, Forkabi, FPI, ini keberatan juga. Dan terakhir, setelah saya datang ke sini, ternyata kegiatan ini tidak ada izinnya, izin RT dan RW dan pihak kepolisian, karena narasumbernya dari orang asing. Kalau ada orang asing seharusnya ada izinnya dari Polda, Pores, dan Polsek. Itu izin normatifnya, UU Nomor 2 Tahun 2002 Pasal 13 tentang tugas pokok ini.

Dari tiga informasi ini, saya berhak mem-pending acara ini. Aturan normatif ini. Keberatan sudah ada. Apa saya tidak berhak? (Peserta diskusi memprotes.) Saya sudah mengamankan, mengarahkan panitia, karena narasumber orang asing. (Protes peserta diskusi) Saya sudah izin dengan panitia, tapi panitia tidak kooperatif dengan saya.”

Pukul 19.58 WIB

Pagar Salihara mulai dijebol oleh massa bersorban putih sambil berteriak-teriak “Allahu Akbar!” “Bubarkan!”

Pukul 20.15 WIB

Kapolsek memberi waktu selama sepuluh menit dengan ancaman, jika dalam waktu sepuluh menit acara tidak dibubarkan, maka ia mengancam akan pulang. Acara diskusi pun diakhiri.

Pukul 20.31 WIB

Massa mulai masuk ke ruang diskusi dengan meneriakkan takbir, "Allahu Akbar," karena peserta diskusi belum membubarkan diri. Kemudian Kapolsek ngotot untuk membubarkan peserta diskusi.

Pukul 20.33 WIB

Mengikuti seruan Ulil Abshar Abdalla bahwa Irshad Manji sebagai tamu, maka sebagian peserta beramah-tamah dengan Irshad dan sebagian lain duduk-duduk di sekitar ruang diskusi.

Pukul 20.40 WIB

Karena masih ada diskusi informal, seorang polisi memerintahkan untuk membuka pagar Salihara. Beberapa orang yang menggunakan helm masuk ke ruangan diskusi dan diusir oleh sekuriti Salihara. Peserta diskusi tidak mau membubarkan diri dan massa juga terus berkumpul di pelataran Salihara.

Pukul 20.41 WIB

Massa masih berkumpul dan berteriak-teriak. Kapolsek, didampingi beberapa polisi lain, berteriak-teriak untuk membubarkan acara. Kemudian Irshad Manji naik ke lantai 3. Polisi pun mengusir peserta diskusi, “Pulang kalian semua!” dengan nada tinggi, dan peserta diskusi membantah seruan polisi. Polisi mengancam, jika peserta tidak membubarkan diri, peserta akan diangkut ke kantor polisi. Namun peserta menimpali, “Tidak takut!!!”

Pukul 21.42 WIB

Ada kabar bahwa Irshad Manji akan pulang dengan dikawal polisi. Massa terus berteriak-teriak mengusir Irshad Manji dan menarik spanduk acara.

Pukul 21.43 WIB

Rombongan polisi, dipimpin Kapolsek dan seseorang yang mengaku Intel, datang ke atas bertemu panitia dan meminta Irshad Manji keluar dari Salihara. Panitia mendapat info, Irshad bisa keluar dari pintu belakang. Polisi menginginkan Irshad keluar dari pintu depan. Panitia menolak karena ada saran dari polisi bahwa Irshad akan dibawa ke Polres.

Pukul 21.40 WIB

Polisi dan panitia turun mengajak peserta untuk membubarkan diri. Peserta diskusi tidak mau membubarkan diri.

Pukul 21.45 WIB

Rombongan polisi dipimpin oleh Kombes (Pol) Imam Sugianto, M.Si, Kapolres Jakarta Selatan, naik ke lantai 3, bertemu Nong, Robi tetap dengan usulannya ingin mengamankan Irshad. Panitia sudah menjelaskan ke Irshad, namun Irshad tidak mau meninggalkan Salihara selama peserta diskusi belum meninggalkan Salihara. Sebab Irshad mau bergabung dengan peserta diskusi dan tidak meninggalkan diskusi.

Pukul 21.46 WIB

Ulil bernegosiasi dengan Kapolres dan terjadi kesepakatan, Irshad keluar didampingi dengan lawyer dan tidak ke kantor polisi, namun ke tempat yang ditentukan panitia dan polisi.

Pukul 21.58 WIB

Irshad Manji setuju dan turun bersama Ulil dikawal polisi dan berhenti di bawah sesaat memberikan pernyataan dikawal ketat oleh polisi. Kemudian bergegas meninggalkan Salihara dikawal mobil polisi. Massa intoleran terus-menerus meneriakkan makian dan kata-kata kasar terhadap Irshad Manji.

[ via Alasan Polisi Bubarkan Acara di Salihara | "Pembubaran Diskusi Salihara Langgar UUD 45" | Irshad Manji | Apa Isi Buku Karya Irshad Manji | Kronologi Pembubaran Diskusi di Salihara ]
Irshad Manji, Peluncuran Buku oleh Komunitas Salihara di serang FPI dan FBR
Ditulis oleh: Horizon Inspirasi pada 7 Mei 2012
Rating: 4.5
Judul: Irshad Manji, Peluncuran Buku oleh Komunitas Salihara di serang FPI dan FBR ; Ditulis oleh bolosrewu ; Rating Blog: 4.5 dari 5

5 comments :

  1. syang sekali ya kebebasan dinegara ini terbelenggu oleh oknum tertentu,disayangkan juga yang mengadakan acara diskusi harus izin dulu dong,biar acara diskusinya tdak di stop oleh oknum yang tidak menghargai kebebasan wanita

    ReplyDelete
  2. Yang di undang itu jangan setan,makanya di usir....wajar aja...wanita sesat koq di bela...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wanita sesat? Kamu Osama? gak bisa lihat wanita sukses kerja dan independen ya, wanita mesti dibawah suaminya ngikut2, diinjak2.

      Delete
  3. sayang sekali setan banyak bertebaran dimuka bumi Indonesia, yang mana tuh??? bubarkan saja negara ini sehingga rakyat bebas sebebasnya??

    ReplyDelete
  4. Indonesia negara hukum? demokrasi? Hukumnya dipakai untuk kepentingan kelompok & pribadi. Kebebasan orang bicara dibungkam atas nama Islam. kekerasan dilegalkan kalau ada yang "lawan agama". Wanita, orang pandangan beda, dll dibungkam semua.

    ReplyDelete