Mengandalkan kinerja masa lalu
Pertumbuhan saham khususnya teknologi mengalami kemarahan di tahun 90-an. Mereka memiliki rekam jejak yang bagus setelah beberapa tahun. Namun tahun 2000-2002 saham kembali menurun. Hal itu tidak hanya berlaku untuk pasar saham. Baru-baru ini, investor menuangkan uang ke area yang berkinerja baik seperti obligasi dan emas.
Hanya memprediksi
Daripada melihat masa lalu, bagaimana dengan melihat ke masa depan? Dalam prakteknya memang lebih mudah diucapkan daripada dilakukan. Orang yang sudah paham betul berinvestasi cenderung menghasilkan uang dengan menjual ide. Seperti kutipan dari Warren Buffett,"Berhentilah mencoba memprediksi arah pasar saham dan suku bunga".
Menempatkan telur dalam satu keranjang
Anda harus mengenal diversifikasi. Pertama adalah diversifikasi antara kelas aset seperti campuran saham, obligasi, kas dan beberapa alternatif investasi real estate. Sebaliknya kita cenderung berinvestasi agresif di saham setelah saham naik dan pindah ke kas setelah harga saham kembali turun.
Mengabaikan biaya
Dua faktor yang berdampak besar pada keuntungan masa mendatang adalah biaya dan omset. Ketika membandingkan dana berinvestasi, semakin rendah biaya. Dana terendah dari biaya cenderung dana indeks dan tidak semua biaya terlibat dalam manajemen aktif.
Mengharapkan mulus
Yang penting dalam menjalankan strategi dalah keseimbangan alokasi aset. Namun Anda harus menyiapkan mental akan kehilangan sejumlah uang yang diinvestasikan terkait proporsi saham dan obligasi yang selalu berubah.(*/X-13)
Via 5 Kesalahan Berinvestasi di 2012
0 komentar :
Post a Comment